Assalamualaikum...

Para pengunjung yang dikasihi!
Blog ini menyajikan info-info tentang apa yang saya ajar, minat dan rasa nak kongsi. Kalau sama-sama minat dan rasa blog ini bermanfaat tu bagus la. Boleh kita link. Salam ukhuwwah!!!

Wednesday, October 31, 2012

Sunday, September 23, 2012

Politik dan Kepimpinan Islam

Jika dikaji sejarah umat Islam, akan ditemui salah satu subjek yang menyebabkan umat Islam saling berselisih adalah berkenaan politik. 


Perselisihan ini bukan sekadar debat dan saling memulau, akan tetapi menyebabkan pengangkatan senjata dan pertumpahan darah.


Sebenarnya Islam sudah meletakkan kaedah politik yang tersendiri. Sebagai agama yang lengkap, Islam tidak lupa akan isu politik dan kepimpinan


Hanya saja di kalangan umat Islam ada di antara mereka yang tidak sampai ilmu berkenaan hukum politik Islam, atau mereka salah faham terhadapnya, atau mereka mentakwilkannya atas sebab-sebab tertentu.

Beberapa Pendapat Pemikir Islam Mengenai Kepimpinan:-

1. Al Farabiy (lahir sekitar tahun 259 H) menulis antaranya ialah kitab berjudul ‘al-Madinah al-Fadilah’ (Kota Unggul) dan ‘al Qa’id al Fa’al (Sifat-Sifat Pemimpin berkesan) yang mana beliau menekankan kualiti kepimpinan utama di-‘Kota Unggul’nya seharusnya merupakan orang yang terbaik berasaskan sejumlah sifat-sifat kepimpinan, baik sifat-sifat yang tabii mahupun sifat-sifat yang di pelajari.

2. Al-Ghazaliy (1058-1111M) seorang tokoh ilmuwan ensiklopedik yang sangat prolifik dengan karya-karya tulisannya, antara lain telah menulis kitab, al-Tibr al-Masbuk fi Nasihat al-Mulk, yang antara lain telah menggariskan tugas khalifah atau pemimpin sebagai berikut:

i. Perlunya para pemimpin menyedari peri pentingnya jawatan yang disandang dan beratnya tanggungjawab yang dipikul,

ii. Galakan kepada para pemimpin agar menjalin hubungan dengan golongan ilmuwan,

iii. Para pemimpin dan pengikutnya dituntut agar menghindarkan kezaliman,

iv. Para pemimpin dituntut supaya tidak angkuh dan tidak menindas rakyat,

v. Para pemimpin harus memahami pendirian pihak-pihak lain dengan cuba meletakkan diri dalam posisi mereka. Maksudnya jika ia tidak suka sesuatu terjadi kepada dirinya, maka janganlah ia merelakan ia terjadi kepada orang lain,

vi. Para pemimpin harus segera melayani keperluan orang lain,

vii. Para pemimpin dinasihatkan agar tidak tenggelam dalam keserakahan nafsu sehingga mengabaikan tanggungjawab,

viii. Mereka dinasihatkan agar bersikap penyayang kepada rakyatnya,

ix. Mereka juga diminta memberikan kepuasan kepada rakyat dalam batas-batas yang ditentukan Syara’,

x. Seterusnya mereka diperingatkan supaya jangan mencari dokongan seseorang dengan cara yang bertentangan dengan Syara’.


Adalah jelas bahawa melantik kepimpinan adalah wajib, dan bagi seseorang yang mampu dan layak, adalah menjadi fardu kifayah untuknya menawarkan diri untuk mengambil tampuk kepimpinan. 


Maka sekiranya beliau menjadi seorang pemimpin yang adil dan menjalankan tugasnya dengan patuh kepada ajaran dan petunjuk Allah swt, maka beliau akan mendapat perlindungan dari Allah pada hari di mana tidak ada perlindungan lain melainkan perlindungan Allah semata-mata.


Untuk maklumat lanjut penemuan, sila layari laman web : http://www.kuasapru13.com

Info dan maklumat PRU 13 untuk semua lapisan masyarakat di Malaysia. 

Saturday, June 30, 2012

Monday, June 25, 2012

Wednesday, June 13, 2012

Hukum Memperingati Maulud Nabi SAW

.

Fakta yang sesungguhnya dari kehidupan Rasulullah SAW menegaskan bahwa tidak ada riwayat yang menyebutkan beliau pada tiap ulang tahun kelahirannya melakukan ritual tertentu. Bahkan para sahabat beliau pun tidak pernah kita baca dalam sejarah pernah mengadakan ihtifal secara khusus setiap tahun untuk mewujudkan kegembiraan kerana memperingati kelahiran Nabi SAW.

Bahkan upacara secara khusus untuk merayakan ritual maulid nabi SAW juga tidak pernah kita dari generasi tabi’in hingga generasi salaf selanjutnya. Perayaan seperti ini secara fakta memang tidak pernah diajarkan, tidak pernah dicontohkan dan juga tidak pernah dianjurkan oleh Rasulullah SAW, para shahabat bahkan para ulama salaf di masa selanjutnya.

Perayaan maulid nabi SAW secara khusus baru dilakukan di kemudian hari. Dan ada banyak versi tentang siapa yang memulai tradisi ini. Sebagian mengatakan bahwa konon Shalahuddin Al-Ayyubi yang mula-mula melakukannya, sebagai reaksi atas perayaan natal umat Nasrani. Kerana saat itu di Palestina, umat Islam dan Nasrani hidup berdampingan. Sehingga terjadi interaksi yang majmuk dan melahirkan berbagai pengaruh satu sama lain.

Versi lain menyatakan bahwa perayaan maulid ini dimulai pada masa dinasti Daulah Fatimiyyah di Mesir pada akhir abad keempat hijriyah. Hal itu seperti yang ditulis pada kitab Al-A’yad wa atsaruha alal Muslimin oleh Dr. Sulaiman bin Salim As-Suhaimi hal. 285-287. Disebutkan bahwa para khalifah Bani Fatimiyyah mengadakan perayaan-perayaan setiap tahunnya, di antaranya adalah perayaan tahun baru, asyura, maulid Nabi SAW bahwa termasuk maulid Ali bin Abi Thalib, maulid Hasan dan Husein serta maulid Fatimah dll. .

Versi lainnya lagi menyebutkan bahwa perayaan maulid dimulai tahun 604 H oleh Malik Mudaffar Abu Sa’id Kukburi.

Hukum Merayakan Maulid Nabi SAW

Mereka yang sekarang ini banyak merayakan maulid nabi SAW seringkali mengemukakan dalil. Di antaranya:

1. Mereka berhujah dengan apa yang ditulis oleh Imam As-Suyuti di dalam kitab beliau, Hawi li al-Fatawa Syaikhul Islam tentang maulid serta Ibn Hajar Al-Asqalani ketika ditanya mengenai perbuatan menyambut kelahiran nabi SAW. Beliau telah memberi jawaban secara bertulis:

Adapun perbuatan menyambut maulid merupakan bid’ah yang tidak pernah diriwayatkan oleh para salafus-soleh pada 300 tahun pertama selepas hijrah. Namun perayaan itu penuh dengan kebaikan dan perkara-perkara yang terpuji, dan jarang dicacat oleh perbuatan-perbuatan yang tidak sepatutnya.

Jika sambutan maulid itu terpelihara dari perkara-perkara yang melanggar syari’ah, maka tergolong dalam perbuatan bid’ah hasanah. Akan tetapi jika sambutan tersebut terselit perkara-perkara yang melanggar syari’ah, maka tidak tergolong di dalam bida’ah hasanah.

2. Selain pendapat di atas, mereka juga berhujah dengan dalil hadis yang menceritakan bahwa siksaan Abu Lahab di neraka setiap hari Isnin diringankan. Hal itu kerana Abu Lahab turut bergembira ketika mendengar kelahiran anak saudaranya, Nabi Muhammad SAW. Walaupun tidak pernah mengakuinya sebagai Nabi. Bahkan ekspresi kegembiraannya diimplementasikan dengan cara membebaskan budaknya, Tsuwaibah, yang pada masa itu memberi khabar kelahiran Nabi SAW.

Perkara ini dinyatakan dalam sahih Bukhari dalam kitab Nikah. Bahkan Ibnu Kathir juga membicarakannya dalam kitabnya Siratunnabi jilid 1halaman 124.

Syamsuddin Muhammad bin Nasiruddin Ad-Dimasyqi menulis dalam kitabnya Mawrid as-sadi fi Mawlid al-Hadi : Jika seorang kafir yang memang dijanjikan tempatnya di neraka dan kekal di dalamnya diringankan siksa kuburnya tiap Isnin, apalagi dengan hamba Allah yang seluruh hidupnya bergembira dan bersyukur dengan kehadiran Ahmad dan meninggal dengan menyebut Ahad ?

3. Hujah lainnya yang juga diajukan oleh para pendukung maulid Nabi SAW adalah apa yang mereka katakan sebagai pujian dari Imam Ibnu Hajar al-’Asqalani. Menurut mereka, Ibnu Hajar telah menulis di dalam kitabnya, ‘Al-Durar al-Kamina fi ‘ayn al-Mi’at al-thamina’ bahwa Ibnu Kathir telah menulis sebuah kitab yang bertajuk maulid Nabi di penghujung hidupnya, Malam kelahiran Nabi SAW merupakan malam yang mulia, utama, dan malam yang diberkahi, malam yang suci, malam yang menggembirakan bagi kaum mukmin, malam yang bercahaya-cahaya, terang benderang dan bersinar-sinar dan malam yang tidak ternilai.

4. Para pendukung maulid nabi SAW juga melandaskan pendapat mereka di atas Hadis bahwa motivasi Rasulullah SAW berpuasa hari Isnin kerana itu adalah hari kelahirannya. Selain kerana hari itu merupakan hari dinaikkannya laporan amal manusia. Abu Qatadah Al-Ansari meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW ketika ditanya mengapa beliau berpuasa pada hari Isnin, menjawab, Itulah hari aku dilahirkan dan itulah juga hari aku diangkat menjadi Rasul.

Hadis ini kita boleh dapati di dalam Sahih Muslim, kitab as-siyam Pendapat yang Menentang, Namun argumentasi ini dianggap belum boleh dijadikan landasan dasar pensyariatan parayaan maulid nabi SAW.

Misalnya cerita tentang diringankannya siksa Abu Lahab itu, mereka mengatakan bahwa Abu Lahab yang diringankan siksanya itu pun hanya sekali saja bergembiranya, iaitu saat kelahiran. Dia tidak setiap tahun merayakan kelahiran nabi dengan berbagai ragam parayaan. Kalau pun kegembiraan Abu Lahab itu melahirkan keringanan siksanya di neraka tiap hari Isnin, bukan berarti orang yang tiap tahun merayakan lahirnya nabi SAW akan mendapatkan keringanan siksa.

Demikian juga dengan pujian dari Ibnu Kathir, sama sekali tidak boleh dijadikan landasan perintah untuk melakukan perayaan khusus pada hari itu. Sebab Ibnu Kathir hanya memuji malam hari di mana Nabi SAW lahir, namun tidak sampai memerintahkan penyelenggaraan perayaan.

Demikian juga dengan alasan bahwa Rasulullah SAW berpuasa pada hari Isnin, kerana hari itu merupakan hari kelahirannya. Hujjah ini tidak boleh dipakai, kerana yang saat dilakukan bukan berpuasa, tapi melakukan berbagai macam aktiviti setahun sekali. Kalau pun mau berittiba’ pada Hadis itu, seharusnya umat Islam memperbanyak puasa sunnah hari Isnin, bukan menyelenggarakan parayaan maulid setahun sekali.

Bahkan mereka yang menentang perayaan maulid nabi ini mengaitkannya dengan kebiasaan dari agama sebelum Islam. Di mana umat Yahudi, Nasrani dan agama syirik lainnya punya kebiasaan ini. Buat kalangan mereka, kebiasaan agama lain itu haram hukumnya untuk diikuti. Sebaliknya harus dijauhi. Apalagi Rasulullah SAW tidak pernah menganjurkannya atau mencontohkannya.

Dahulu para penguasa Mesir dan orang-orang Yunani mengadakan perayaan untuk tuhan-tuhan mereka. Lalu perayaan-perayaan ini di warisi oleh orang-orang Kristen, di antara perayaan-perayaan yang penting bagi mereka adalah perayaan hari kelahiran Isa al-Masih, mereka menjadikannya hari raya dan hari libur serta bersenang-senang. Mereka menyalakan lilin-lilin, membuat makanan-makanan khusus serta mengadakan hal-hal yang diharamkan.

Dan akhirnya, para penentang maulid mengatakan bahwa semua bentuk perayaan maulid nabi yang ada sekarang ini adalah bid’ah yang sesat. Sehingga haram hukumnya bagi umat Islam untuk menyelenggarakannya atau ikut mensukseskannya.

Jawaban dari Pendukung Maulid.

Tentu saja para pendukung maulid nabi SAW tidak rela begitu saja dituduh sebagai pelaku bid’ah. Sebab dalam pandangan mereka, yang namanya bid’ah itu hanya terbatas pada ibadah mahdhah saja, bukan dalam masalah sosial kemasyarakatan atau masalah muamalah.

Adapun perayaan maulid itu oleh para pendukungnya diletakkan di luar ritual ibadah formal. Sehingga tidak boleh diukur dengan ukuran bid’ah. Kedudukannya sama dengan seorang yang menulis buku tentang kisah nabi SAW. Padahal di masa Rasulullah SAW, tidak ada perintah atau anjuran untuk membukukan sejarah kehidupan beliau. Bahkan hingga masa salah berikutnya, belum pernah ada buku yang khusus ditulis tentang kehidupan beliau.

Lalu kalau sekarang ini umat Islam memiliki koleksi buku sirah nabawiyah, apakah hal itu mau dikatakan sebagai bid’ah? Tentu tidak, kerana buku itu hanyalah sarana, bukan bagian dari ritual ibadah. Dankeberadaan buku-buku itu justru akan membuat umat Islam semakin mengenal sosok beliau. Bahkan seharusnya umat Islam lebih banyak lagi menulis dan mengkaji buku-buku itu.

Dalam logika berpikir pendukung maulid, kira-kira perayaan maulid itu didudukkan pada posisi seperti buku. Bedanya, sejarah nabi SAW tidak ditulis, melainkan dibacakan, dipelajari, bahkan disampaikan dalam bentuk seni syair tingkat tinggi. Sehingga bukan melulu untuk konsumsi otak, tetapi juga menjadi konsumsi hati dan batin. Kerana kisah nabi disampaikan dalam bentuk syair yang indah.

Dan semua itu bukan termasuk wilayah ibadah formal melainkan bidang muamalah. Di mana hukum yang berlaku bahwa segala sesuatu asalnya boleh, kecuali bila ada dalil yang secara langsung melarangnya secara eksplisit.

Kesimpulan

Sebagai sebahagian dari umat Islam, barangkali kita ada di salah satu pihak dari dua pendapat yang berbeza. Kalau pun kita mendukung salah satunya, tentu saja bukan pada tempatnya untuk menjadikan perbezaan pandangan ini sebagai bahan saling menyalahkan, saling menuduh, saling caci mencaci dan saling menghujah.

Perbezaan pandangan tentang hukum merayakan maulid nabi SAW, suka atau tidak suka, memang telah kita warisi dari zaman dulu. Para pendahulu kita sudah berbeza pendapat sejak masa yang panjang. Sehingga bukan masanya lagi buat kita untuk meninggalkan banyak kewajiban hanya kerana masih lagi sibuk dengan peninggalan perbezaan pendapat dari masa lalu.

Sementara di masa sekarang ini, sebagai umat Islam, kita justeru sedang berada di depat mulut harimau sekaligus buaya. Kita sedang menjadi sasaran kebuasan binatang pemakan bangkai. Bukanlah waktu yang tepat bila kita saling bertarung dengan sesama saudara kita sendiri, hanya lantaran masalah ini.

Sebaliknya, kita amat perlu saling membela, menguatkan, membantu dan mengisi kekurangan masing-masing. Perbezaan pandangan sudah pasti ada dan tidak akan pernah ada habisnya. Kalau kita terjebak untuk terus bertikai, maka para pemangsa itu akan semakin gembira.

Pelajarilah Fiqh Al-Ikhtilaf malah di sana juga ada Fiqh Al-Iktilaf. Kita perlu kembali kembali tujuan baginda Rasulullah SAW diangkat sebagai Nabi. Sabda baginda: “Sesungguhnya aku diutuskan untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.

Wallahu a’lam.

Adaptasi dari Sumber tentang maulid rasul : http://assunnah.or.id

Thursday, September 22, 2011

Paris Hilton memeluk Islam






JEDDAH - Arab Saudi - Artis terkenal, Paris Hilton telah menukar agama kepada islam menurut jurucakap beliau, Ian Brinkham melalui media CBS. Dengan menukar agama kepada islam, beliau telah mengambil keputusan untuk meninggalkan cara hidup lama sebagai selebriti dan artis terkenal.

Katanya saya telah menemui kedamaian dalam hidup saya selepas menganut islam. Sebelum ini, saya lebih dikenali sebagai seorang yang tidak bermoral, rendah akhlak dan sanggup melakukan kerja-kerja kotor, tetapi sekarang semua itu sudah berubah. Pujian hanya kepada Allah.

Paris Hilton telah menukar namanya kepada \'Tahirah\' yang bermaksud suci dalam bahasa arab. Beliau akan mula memasuki sekolah agama islam pada julai ini. Tindakan mengejut Paris Hilton ini pastinya akan menjadi igauan buruk bagi selebriti-selebriti terkenal yang lain.

Sumber : http://www.redlomo.com/papar.php?num=110921035145

Friday, July 29, 2011

SELAMAT MENYAMBUT RAMADAN DAN BERTERAWIH



Assalamualaikum. Selamat Menyambut Ramadhan Al-Mubarak. Semoga Ramadhan kali ini beroleh pahala berganda dan dapat menigkatkan ketaqwaan. Namun sebelum melangkah masuk ke bulan Ramadhan kita perlulah bersedia dari segenap sudut. Dari sudut ilmu dah buat ulangkaji ka belum? Dari sudut perasaan, ada ke takda rasa gembira semacam dan rindu? Kalau masih rasa biasa saja ini menunjukkan Ramadhan yang lalu tidak meninggalkan kesan cinta dan rindu terhadapnya. Dari sudut mental juga perlu ada persedaian. Kena kuat semangat hendak beribadat. Kalau tidak di hujung2 bulan tumbang… bukan ibadah yang ditumpukan sebaliknya raya sampai tak sempat nak pi terawih apa lagi Iktikaf. Dari sudut fizikal kesihatan perlu dijaga. Rasulullah SAW melakukan puasa sunat sejak dari Rejab dan Syaaban sebagai persediaan fizikal. Akhir sekali persediaan material dah menabung ke belum? Bukankah bulan Ramadhan amalan sunat di beri pahala wajib, amalan wajib diberi pahala 70 kali ganda (maksud hadis). Simpan la wang zakat harta tu bayar dalam bulan ni…. sedekah juga kita buat dalam bulan ini. Walaupun sedikit tapi kita kerapkan di bulan penuh dengan rahmat ini. Mudah-mudahan beroleh Taqwa dan Selamat berterawih. Syukran. Jumpa lagi.

Download PANDUAN SOLAT TERAWIH DI SINI!!! SEBAR-SEBARKAN LINK INI. TQ!

Tuesday, April 19, 2011

Fahaman Akidah Klasik dan Moden



DALAM dunia tanpa sempadan, umat Islam sering disogokkan dengan kerencaman perkara yang boleh menggugat stamina keimanan. Antaranya, serangan pemikiran dan pemupukan nafsu amarah melalui media massa, Internet dan seumpamanya yang disifatkan sebagai me-nyimpang daripada kegunaan yang sebenar.
Oleh itu, tidak hairanlah jika ramai yang kecundang dalam hidup, kusut fikiran, kecelaruan ilmu, materialistik, tersasul me-ngendalikan alam, bejat moralnya dan lebih buruk lagi, mudah menjual akidah mereka dengan harga yang murah.

Justeru, amat wajar kita berusaha memperbaiki keadaan supaya umat Islam mampu merealisasikan jaminan Allah sebagai firman-Nya yang bermaksud: "Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh berbuat baik dan mencegah daripada kejahatan dan yang beriman kepada Allah." - (Al Imran: 110).

Status umat unggul dan terbaik sudah tentu memerlukan komitmen padu semua pihak bagi menghayati ajaran Islam secara komprehensif seterusnya menghalang segala bentuk kemungkaran yang bermaharajalela.

Sebagai contoh, ketekunan kalangan sahabat Rasulullah menghayati ajaran Islam, sama ada mencakupi perkara akidah, syariat, akhlak, pengurusan hidup, budaya ilmu, menyebarkan dakwah dan seumpamanya sepatutnya menjadi daya rangsang kepada generasi mutakhir untuk turut menjadikan Islam sebagai sistem hidup menyeluruh.

Bagaimanapun, segala perkara, sama ada membabitkan ibadah khususiyah (khusus) dan ammah (umum), hendaklah dibina di atas tapak akidah agar menara amal yang tertegak tidak mudah goyah dan tumbang kerana pengaruh unsur asing.

Tambahan pula, prasyarat sesuatu amalan yang akan diterima mestilah berasaskan iman kepada Allah. Ini bersandarkan kepada firman-Nya yang bermaksud: "Maka sesiapa yang menghendaki agama lain daripada Islam, tidaklah akan diterima (agamanya itu) dan di akhirat nanti dia termasuk daripada kalangan yang rugi." - (Al-Imran: 85).

Jelaslah, akidah adalah tunjang segala amalan dan benteng pertahanan yang kukuh daripada segala perkara yang merosakkan. Namun ia tetap berdepan dengan pelbagai cabaran yang bergerak ke arah memecahkan kubu iman di dalam setiap diri Muslim.

Buktinya, kegawatan nilai yang semakin parah, mengadakan pesta maksiat secara terbuka, rasuah, ajaran sesat dan sebagainya menambahkan lagi kecelaruan untuk menghayati Islam sebagai addin. Ini kerana kecederaan akidah sekali gus menjauhkan lagi jurang hubungan di antara hamba dan Tuhan.

Keadaan sebegini disebabkan banyaknya fenomena dan ancaman terhadap keutu-han akidah. Kalau dalam bentuk tradisionalnya seperti:

- Fahaman zindik yang membawa ajaran bahawa Tuhan berada di dalam diri atau seseorang itu Muhammad dan seumpamanya. Malah, membawa doktrin Allah bersifat seperti manusia. Ini kebanyakannya merebak melalui ilmu tarikat yang jauh me-nyimpang daripada ajaran sebenar.

- Fahaman jabariah yang membawa ajaran manusia bebas daripada sifat ikhtiar. Pada pendapat golongan ini, Tuhan berkuasa ke atas segalanya, sekali gus manusia tidak berupaya mengatur gerak geri mereka. Bahkan, segala perbuatan baik dan buruk semuanya ditentukan oleh Tuhan.

- Fahaman muktazilah yang beriktikad bahawa manusia sebagai pelaku mutlak ke atas segala perbuatan mereka. Mereka juga berkecenderungan menafikan mukjizat kalangan rasul dan karamah kalangan wali, menyatakan bahawa al-Quran adalah makhluk serta terlalu bersifat rasionalistik.

- Fahaman syiah yang memfasikkan atau mengkafirkan sesetengah sahabat, mempercayai sifat maksum di kalangan pemimpin atau imam mereka yang mengatasi kalangan nabi dan rasul.

Begitu juga, percayakan al-Quran akan sempurna apabila ia dibawa oleh Imam Mahdi yang dinanti-nantikan, iaitu Muhammad Hassan Al- Askari.

Ancaman dalam bentuk klasik ini masih lagi berjalan dalam masyarakat walaupun tidak begitu menonjol dalam sejarah semasa. Ada pun cabaran yang terpaksa dihadapi oleh umat Islam dalam dunia moden hari ini adalah seperti:

- Fahaman sekularisme yang memisahkan agama daripada pangkuan perjalanan hidup seharian. Kesan daripada doktrin intelektual Barat, timbullah tanggapan bahawa agama sebagai urusan hidup individual serta tidak ada kena mengena dengan sosial.

Maka manusia terus leka dan lalai mengatur urusan hidup tanpa ditunjangi pegangan agama. Oleh itu, lahirlah pelbagai fenomena negatif yang membidas segala ketentuan agama yang disifatkan sebagai menyekat kebebasan bermasyarakat.

- Fahaman materialisme yang menganggap manusia perlukan kebendaan sebagai segalanya tanpa menyedari keterikatan mereka dengan hukum alam bahawa setiap makhluk yang hidup pasti akan menemui kematian.

Oleh itu, manusia rakus mengejar kemewahan dunia sehingga lupa tanggungjawab sebagai seorang hamba, pemimpin, pendidik, malah boleh membawa mereka ke arah kegelinciran akidah lantaran melihat manusia sebagai pemberi rezeki dan kemewahan.

- Gerakan misionari dan zionis yang selalu berusaha memporakperandakan pemikiran generasi muda Islam dengan mengatur segala agenda melemahkan generasi pelapis ini. Sebagai contoh, dengan program hiburan ala Barat seperti konsert liar, pergaulan bebas, temasya maksiat dan seumpamanya lagi.

- Fahaman saintisme yang fanatik, iaitu menolak al-Quran dan segala hadis sahih yang bertentangan dengan penemuan dan logikal sains walaupun manusia tidak berupaya mengkaji hakikat ilmu sains tanpa panduan wahyu.

- Fahaman liberalisme Barat yang memperjuangkan kebebasan manusia secara melampau, iaitu manusia mempunyai keinginan yang tidak boleh disekat dan kebebasannya adalah tidak terkawal. Dengan kata lain, mereka tidak lagi terikat dengan hukum halal dan haram, baik dan buruk, dan bermanfaat atau mendatangkan mudarat.

Atas desakan cabaran itu, umat Islam menjadi kucar-kacir dan tiada lagi keselarasan pemikiran serta meletakkan mereka sebagai umat yang lemah dan tidak bertamadun.

Ini disebabkan akidah sudah luntur dan pudar serta hilang serinya untuk menjadikan mereka sebagai umat yang terbaik dan disegani. Oleh hal demikian, perlu kepada membajai akidah agar ia selalu tumbuh segar dalam diri setiap Muslim, sama ada di kalangan kanak-kanak, remaja, orang dewasa, rakyat, pemimpin dan apa yang selainnya bagi menjamin kekebalan rohani tidak berjaya ditembusi oleh unsur-unsur tadi.

Bagi memperkasa keimanan, selain daripada menunaikan segala ibadat yang ditentukan, harus juga melihat kepada persekitaran semasa yang boleh dijadikan medium perantara antara ilmu dan masyarakat.

Sebagai contoh, kemudahan Internet perlu digunakan sebagai alat komunikasi mempertajam akidah dengan keterangan mengenai caba-ran dan cara mengatasinya. Begitu juga dengan media massa yang tidak kurang hebatnya mendominasi dunia maklumat semasa perlu memuatkan bahan bermanfaat serta berupaya mengasah minda masyarakat ke arah yang lebih positif, terutama dalam ilmu tauhid dengan corak pembawaan yang lebih segar.

Dunia penulisan, seminar, bengkel, keterangan lisan dan majlis ilmu perlu juga diketengahkan sebagai wadah penyampai maklumat. Apabila semuanya dapat direalisasikan, semoga akidah sebagai asas segalanya dapat menunjangi segala amalan dan urusan hidup di dunia.

Kesimpulannya, umat Islam perlu melawan segala ancaman dan cabaran akidah dengan dalil yang relevan dan metodologi yang tidak ketinggalan zaman serta tidak boleh dipertikaikan sesiapa.

Oleh itu, semua pihak perlu menjalin kerjasama seperti terkandung dalam pepatah Arab: "Tiang dunia ini ada empat perkara - ilmu ulama, keadilan pemimpin, sifat pemurah dan doa orang fakir."

sumber : http://members.tripod.com/~siti_2/01/36.html

Saturday, January 15, 2011

PENGERTIAN ANAK YATIM DAN KEDUDUKANNYA DALAM ISLAM

DEFINISI YATIM


Mukaddimah
Tahukah anda bahawa perkataan yatim disebut lebih daripada dua puluh kali? Ini membuktikan bahawa yatim adalah isu besar ditekankan oleh Allah SWT di dalam al-Quran. Namun ia seolah diremehkan. Seringkali kita menziarahi kematian, mengucapkan takziah dan menyumbang khairat kematian kepada orang dewasa. Jarang-jarang kita memikirkan atau melakukan tindakan-tindakan tadi terhadap yatim yang mendapat keutamaan Al-Quran.
Siapakah yang dimaksud dengan anak yatim? Apakah perbezaan antara anak yatim dan anak piatu? Bagaimana pula dengan anak yatim piatu?

Definisi
Secara bahasa "yatim" berasal dari bahasa arab. Dari fi'il madhi "yatima" mudhori' "yaitimu" dan masdarnya '' yatmu'' yang bererti : sedih. Atau bermakna : sendirian.

Menurut kamus Dewan, yatim ialah anak yang kematian bapa atau ibu. Piatu pula yang kematian ibu. Manakala yatim piatu yang kematian bapa dan ibu.

Ar-Razi di dalam As-Sihah mengata : al-yatim itu yang kematian bapa jika manusia dan yang kematian ibu jika haiwan.

Perkataan piatu bukan berasal dari bahasa arab, kata ini dalam bahasa Indonesia dinisbahkan kepada anak yang ditinggal mati oleh Ibunya, dan anak yatim-piatu : anak yang ditinggal mati oleh kedua orang tuanya.

Adapun menurut istilah syara' yang dimaksud dengan anak yatim adalah anak yang ditinggal mati oleh ayah atau ibunya sebelum dia baligh.

Namun Al-Alusi mentafsirkan perkataan yatim dengan sokongan dua ayat al-Quran yang lain iaitu ayat 220 surah al-Baqarah dan ayat 5 surah Al-Ahzab bahawa anak yatim itu merangkumi juga anak-anak liqith (pungut) yang tidak diketahui nasab, anak-anak yang ibubapa hilang, ibubapa tidak bertangungjawab (membuang atau meninggalkan anak) dan ibubapa yang dihalang seperti di penjara.
Ayat pertama:
Maksudnya:
“....jika kamu tidak mengetahui bapa-bapa mereka, maka panggilah mereka sebagai saudara-saudara kamu Yang seugama dan sebagai "maula-maula" kamu......” Al-Ahzab: 5.

Ayat kedua:
Maksudnya: “....mereka bertanya lagi kepadamu (Wahai Muhammad), mengenai (masalah) anak-anak yatim. katakanlah: "Memperbaiki keadaan anak-anak yatim itu amatlah baiknya", dan jika kamu bercampur gaul Dengan mereka (maka tidak ada salahnya) kerana mereka itu ialah saudara-saudara kamu (yang seugama)....” Al-Baqarah: 220.

Mazhab yang sependapat dengan Al-Alusi berhujah dengan dua ayat di atas. Pertamanya, Allah menggunakan perkataan “kamu tidak mengetahui ibubapa mereka” bukan perkataan “mati atau hilang”. Kedua atas dasar kewajipan ukhuwwah imaniah (    ). Ketiga menjaga anak yatim itu amat baik kerana mereka perlukan pengganti bapa dan pengurus harta. Maka mereka ini (anak pungut dsb) lebih memerlukan berbanding yatim yang masih ada saudara-mara dan harta kerana mereka ini tiada sesiapa dan tiada sesen harta. Jiwa mereka lebih menderita.

Oleh itu mazhab ini mendefinisikan yatim itu dari segi istilahnya ialah anak-anak yang tidak diketahui bapa atau ibu dan yang kematian bapa atau ibu.

Had umur yatim
Batas seorang anak disebut yatim adalah ketika anak tersebut telah baligh dan dewasa, berdasarkan sebuah hadis yang menceritakan bahwa Ibnu Abbas r.a. pernah menerima surat dari Najdah bin Amir yang berisi beberapa pertanyaan, salah satunya tentang batasan seorang disebut yatim, Ibnu Abbas menjawab:

وكنت تسألنى عن اليتيم متى ينقطع عنه اسم اليتم ، وإنه لا ينقطع عنه اسم اليتم حتى يبلغ ويؤنس منه رشد
( رواه مسلم )
“Dan kamu bertanya kepada saya tentang anak yatim, bila terputus predikat yatim itu, sesungguhnya predikat itu putus bila dia sudah baligh dan menjadi dewasa” .

Kedudukan Yatim Di Dalam Islam
Islam menganjurkan agar menyayangi mereka dan melarang melakukan tindakan-tindakan yang dapat menyinggung perasaan mereka. Banyak ayat-ayat Al-qur'an dan hadis-hadis Nabi saw yang menerangkan tentang hal ini. Dalam surat Al-Ma'un misalnya, Allah swt berfirman:

(( أرأيت الذي يكذب بالدين ، فذلك الذي يدع اليتيم ، ولا يحض على طعام المسكين ))
.
"Tahukah kamu orang yang mendustakan Agama, itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan kepada orang miskin " Al-ma'un : 1-3.
Orang yang mengherdik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan kepada fakir miskin, dicap sebagai pendusta Agama yang diancam dengan azab neraka.
Dalam ayat lain, Allah juga berfirman :
(( فأما اليتيم فلا تقهر ، وأما السا ئـل فلا تنهر ))
"Maka terhadap anak yatim maka janganlah engkau berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap pengemis janganlah mengherdik". Ad-Dhuha : 9 – 10

Begitu juga terdapat banyak hadis-hadis Nabi saw yang menerangkan tentang keutamaan mengurus anak yatim di antaranya sabda baginda :

أنا وكافل اليتيم فى الجنة هكذا وأشار بالسبابة والوسطى وفرج بينهما شيئا
(رواه البخاري ، كتاب الطلاق ، باب اللعان )

Aku dan pengasuh anak yatim berada di Surga seperti ini, Baginda memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah-nya dan baginda sedikit merengganggangkan kedua jarinya.

Dan dari Ibnu Abbas r.a. bahawa Nabi saw bersabda :
عن ابن عباس أن النبي صلى الله عليه وسلم قال " من قبض يتيما من بين المسلمين إلى طعامه وشرابه أدخله الله الجنة إلا أن يعمل ذنبا لا يغفر له ( سنن الترمذي )

Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Nabi saw bersabda : barang siapa yang memberi makan dan minum seorang anak yatim di antara kaum muslimin, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga, kecuali dia melakukan satu dosa yang tidak diampuni.
Imam Ahmad dalam musnadnya meriwayatkan dari Abu Hurairoh r.a. hadis yang berbunyi :

عن أبي هريرة أن رجلا شكا إلى النبي صلى الله عليه وسلم قسوة قلبه فقال إمسح رأس اليتيم وأطعم المسكين (رواه أحمد )

Dari Abu Hurairoh, bahawa seorang laki-laki mengadu kepada Nabi saw akan hatinya yang keras, lalu Nabi berkata:” usaplah kepala anak yatim dan berilah makan orang miskin”.
Dan hadis dari Abu Umamah yang berbunyi :
عن أبى أمامة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال من مسح رأس يتيم أو يتيمة لم يمسحه إلا لله كان له بكل شعرة مرت عليها يده حسنات ومن أحسن إلى يتيمة أو يتيم عنده كنت أنا وهو فى الجنة كهاتين وقرن بين أصبعيه (رواه أحمد )

Dari Abu Umamah dari Nabi saw berkata: barangsiapa yang mengusap kepala anak yatim laki-laki atau perempuan kerana Allah, adalah baginya setiap rambut yang diusap dengan tangannya itu terdapat banyak kebaikan, dan barang siapa berbuat baik kepada anak yatim perempuan atau laki-laki yang dia asuh, adalah aku bersama dia di syurga seperti ini, beliau mensejajarkan dua jari-nya.

DEFINISI YATIM


Kesan Keutamaan Sahabat terhadap Yatim

Ayat 3 surah Nisa ini adalah ayat umum mengenai hukum harus berpoligami bagi lelaki. Ayat ini diturunkan kerana berlaku pada zaman sahabat Rasulullah SAW pengasuh atau wali yang merebut peluang untuk mengahwini perempuan-perempuan yatim di bawah asuhan mereka kerana keutamaan, kecantikan atau kerana mengurus harta perempuan-perempuan yatim itu. Namun kerana perlunya memberi lebih keutamaan dan mahar yang lebih tinggi maka dalam kalangan mereka ada yang bimbang tidak dapat berlaku adil antara isteri mereka dengan isteri yang yatim. Maka turunlah ayat ini, jika tidak mampu berkahwin dengan perempuan-perempuan yatim maka kahwinlah dengan mana-mana perempuan yang disenangi dua, tiga atau empat..

Maksudnya:"...dan jika kamu takut tidak berlaku adil terhadap perempuan-perempuan yatim (apabila kamu berkahwin Dengan mereka), maka berkahwinlah Dengan sesiapa Yang kamu berkenan dari perempuan-perempuan (lain): dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu bimbang tidak akan berlaku adil (di antara isteri-isteri kamu) maka (berkahwinlah dengan) seorang sahaja, atau (pakailah) hamba-hamba perempuan Yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat (untuk mencegah) supaya kamu tidak melakukan kezaliman".

Demikianlah, ajaran Islam memberikan kedudukan yang tinggi kepada anak yatim dengan memerintahkan kaum muslimin untuk berbuat baik dan memuliakan mereka. . Kemudian memberi balasan pahala yang besar bagi mereka yang benar-benar melakukannya, di samping mengancam orang-orang yang mengambil peluang keadaan hidup mereka apatah lagi semata-mata terhadap harta mereka. Ajaran yang mempunyai nilai sosial tinggi ini, hanya ada di dalam Islam. Bukan hanya slogan, tapi dipraktikkan oleh para Sahabat Nabi dan kaum muslimin sehingga kini. Bahkan pada zaman Nabi saw dan para Sahabatnya, anak-anak yatim diperlakukan dengan sangat istimewa, kepentingan mereka diutamakan dari pada kepentingan peribadi atau keluarga sendiri. Gambaran tentang hal ini, di antaranya dapat kita lihat dari hadis berikut ini :

عن ابن عباس قال لما أنزل الله عز وجل ( ولا تقربوا مال اليتيم إلا بالتى هي أحسن ) و (إن الذين يأكلون أموال اليتامى ظلما) الأية انطلق من كان عنده يتيم فعزل طعامه من طعامه وشرابه من شرابه فجعل يفضل من طعامه فيحبس له حتى يأكله أو يفسد فاشتد ذلك عليهم فذكروا ذلك لرسول الله صلى الله عليه وسلم فأنزل الله عز وجل (ويسألونك عن اليتامى قل إصلا ح لهم خير وإن تخالطوهم فإخوانكم) فخلطوا طعامهم بطعامه وشرابهم بشرابه

Dari Ibnu Abbas, ia berkata : ketika Allah Azza wa jalla menurunkan ayat "janganlah kamu mendekati harta anak yatim kecuali dengan cara yang hak" dan "sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim dengan zalim" ayat ini berkaitan dengan keadaan orang-orang yang mengasuh anak yatim, di mana mereka memisahkan makanan mereka dan makanan anak itu, minuman mereka dan minuman anak itu, mereka mengutamakan makanan anak itu dari pada diri mereka, makanan anak itu diasingkan di suatu tempat sampai dimakannya atau menjadi basi, hal itu sangat berat bagi mereka kemudian mereka mengadu kepada Rasulullah saw. Lalu Allah menurunkan ayat "dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang anak yatim. katakanlah berbuat baik kepada mereka adalah lebih baik, dan jika kalian bercampur dengan mereka, maka mereka adalah saudara-saudaramu" kemudian orang-orang itu menyatukan makanan mereka dengan anak yatim.

Definisi YATIM

Sumber:
Al-Quran.
Al-Alusi. Ruh Al Maani.
Ar-Razi. As-Sihah.
Asbab Nuzul.
Ensklopedia Islam.
Kamus Dewan.
Musnad Ahmad.
Musnad Termizi.
Sahih Muslim.

Baca bagaimana saya dapat duit tepi dengan guna produk patuh syarak. Klik sini!!

Tajuk berkaitan:

Cara Didik Anak Yatim

Tuesday, September 7, 2010

Sambut Raya Cara Nabi

Panduan Amalan Sunat Aidilfitri

Solat

1. Diriwayatkan dari Abu Said, ia berkata : Adalah Nabi (S.A.W.). pada hari raya Aidilfitri dan Aidiladha keluar ke mushalla ( padang untuk solat ), maka pertama yang beliau kerjakan adalah solat, kemudian setelah selesai beliau berdiri menghadap kepada manusia sedang manusia masih duduk tertib pada Saf mereka, lalu beliau memberi nasihat dan wasiat (khutbah ) apabila beliau hendak mengutus tentera atau ingin memerintahkan sesuatu yang telah beliau putuskan, beliau perintahkan setelah selesai beliau pergi. (H.R. : Al-Bukhary dan Muslim )

2. Telah berkata Jaabir (R.A.): Saya menyaksikan solat 'ied bersama Nabi (S.A.W.). Beliau memulai solat sebelum khutbah tanpa azan dan tanpa iqamah, setelah selesai beliau berdiri bertekan atas Bilal, lalu memerintahkan manusia supaya bertaqwa kepada Allah, mendorong mereka untuk taat, menasihati manusia dan memperingatkan mereka, setelah selesai beliau turun mendatangi saf wanita dan selanjutnya beliau memperingatkan mereka. (H.R : Muslim )

3. Diriwayatkan dari Ibnu Umar (R.A.). ia berkata : Umar mendapati pakaian tebal dari sutera yang dijual, lalu beliau mengambilnya dan membawa kepada Rasulullah (S.A.W.). lalu berkata : Ya Rasulullah belilah pakaian ini dan berhiaslah dengannya untuk hari raya dan untuk menerima utusan. Maka beliaupun menjawab : Sesungguhnya pakaian ini adalah bagian orang-orang yang tidak punya bagian di akhirat (yakni orang kafir). ( H.R Bukhary dan Muslim )

4. Diriwayatkan dari Ummu 'Atiyah (R.A.). ia berkata : Rasulullah (S.A.W.). memerintahkan kami keluar pada Aidilfitri dan Aidiladha semua gadis-gadis, wanita-wanita yang haid, wanita-wanita yang tinggal dalam kamarnya. Adapun wanita yang sedang haid mengasingkan diri dari mushalla (tempat solat 'ied ), mereka meyaksikan kebaikan dan mendengarkan dakwah kaum muslimin (mendengarkan khutbah ). Saya berkata : Yaa Rasulullah bagaimana dengan kami yang tidak mempunyai jilbab? Beliau bersabda: Supaya saudaaranya meminjamkan kepadanya dari jilbabnya. (H.R : Jama'ah)

5. Diriwayatkan dari Anas bin Malik (R.A.). ia berkata : Adalah Nabi (S.A.W.). Tidak berangkat menuju mushalla kecuali beliau memakan beberapa biji kurma, dan beliau memakannya dalam jumlah bilangan ganjil. (H.R. : Al-Bukhary dan Muslim )

6. Diriwayatkan dari Burayaidah (R.A.). ia berkata : Adalah Nabi (S.A.W.) keluar untuk solat Aidilfitri sehingga makan terlebih dahulu dan tidak makan pada solat Aidiladha sehingga beliau kembali dari solat 'ied. ( H.R : Ibnu Majah, At-Tirmidzi dan Ahmad)

7. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas (R.A.). ia berkata : Bahwasanya Nabi (S.A.W.). keluar untuk solat Aidilfitri dua raka'at, tidak solat sunah sebelumnya dan tidak pula sesudahnya. (H.R : Bukhary dan Muslim )

8. Diriwayatkan dari Jaabir (R.A.). ia berkata : Adalah Nabi (S.A.W.) apabila keluar untuk solat 'ied ke mushalla, beliau menyelisihkan jalan (yakni waktu berangkat melalui satu jalan dan waktu kembali melalui jalan yang lain ). (H.R : Bukhary )

9. Diriwayatkan dari Yazid bin Khumair Arrahbiyyi (R.A.). ia berkata : Sesungguhnya Abdullah bin Busri seorang sahabat nabi (S.A.W.). keluar bersama manusia untuk solat Aidilfitri atau Aidiladha, maka beliau mengingkari keterlambatan imam, lalu berkata : Sesungguhnya kami dahulu ( pada zaman Nabi (S.A.W.) pada jam-jam seperti ini sudah selesai mengerjakan solat 'ied. Pada waktu ia berkata demikian adalah pada solat Dhuha. (H.R. : Abu Daud dan Ibnu Majah)

10. Diriwayatkan dari Abi Umair bin Anas, diriwayatkan dari seora)ng pamannya dari golongan Anshar, ia berkata: Mereka berkata: Karena tertutup awan maka tidak terlihat oleh kami hilal Syawal, maka pada pagi harinya kami masih tetap puasa, kemudian datanglah satu kafilah berkendaraan di akhir siang, mereka bersaksi di hadapan asulullah (S.A.W.).bahawa mereka kelmarin melihat hilal. Maka Rasulullah (S.A.W.). memerintahkan semua manusia ( ummat Islam ) agar berbuka pada hari itu dan keluar menunaikan solat 'ied pada hari esoknya. (H.R. : Lima kecuali At-Tirmidzi)

11. Diriwayatkan dari Azzuhri, ia berkata : Adalah manusia (para) sahabat) bertakbir pada hari raya ketika mereka keluar dari rumah-rumah mereka menuju tempat solat 'ied sampai mereka tiba di mushalla ( tempat solat 'ied ) dan terus bertakbir sampai imam datang, apabila imam telah datang, mereka diam dan apabila imam bertakbir maka merekapun ikut bertakbir. (H.R.: Ibnu Abi Syaibah)

12. Diriwayatkan bahawa Ibnu Mas'ud (R.A.). bertakbir pada hari-hari tasyriq dengan lafadz sbb: (artinya): Allah maha besar, Allah maha besar, tidak ada Illah melainkan Allah dan Allah maha besar, Allah maha besar dan bagiNya segala puji. (H.R. Ibnu Abi Syaibah dengan sanad shahih )

13. Diriwayatkan dari Amru bin Syu'aib, dari ayahnya, dari neneknya, ia berkata : Sesungguhnya Nabi (S.A.W.). bertakbir pada solat 'ied dua belas kali takbir. dalam raka'at pertama tujuh kali takbir dan pada raka'at yang kedua lima kali takbir dan tidak solat sunnah sebelumnya dan juga sesudahnya. (H.R. : Amad dan Ibnu Majah )

14. Diriwayatkan dari Samuroh, ia berkata: Adalah Nabi (S.A.W.). dalam solat kedua hari raya beliau membaca: Sabihisma rabbikal A'la dan hal ataka haditsul ghosiah. (H.R. : Ahmad )

15. Diriwayatkan dari Abu Waqid Allaitsi, ia berkata : Umar bin Khaththab telah menanyakan kepadaku tentang apa yang dibaca oleh Nabi (S.A.W.). Waktu solat 'ied . Aku menjawab : beliau membaca surah (qtarabatissa' ah ) dan ( Qaaf walqur'anul majid). (H.R. : Muslim )

16. Diriwayatkan dari Zaid bin Arqom (R.A.). ia berkata : Nabi (S.A.W.). Mendirikan solat 'ied, kemudian beliau memberikan ruhkshah / kemudahan dalam menunaikan solat Jumaat, kemudian beliau bersabda : Barang siapa yang mahu solat Jumaat, maka kerjakanlah. (H.R. : Imam yang lima kecuali At-Tirmidzi )

17. Diriwayatkan dari Abu Hurairah (R.A.). bahwasanya Nabi (S.A.W.). bersabda pada hari kamu ini, telah berkumpul dua hari raya (hari Jumaat dan hari raya), maka barang siapa yang suka solat Jum'at, maka solatnya diberi pahala sedang kami akan melaksanakan solat Jum'at. (H.R: Abu Daud )

KESIMPULAN

Hadits-hadits tersebut memberi pelajaran kepada kita tentang adab-adab solat hari raya sbb : Pakaian pada saat mendirikan solat kedua hari raya disunnahkan memakai pakaian yang paling bagus. (Dalil: 3 )

Makan

a. Sebelum berangkat solat Aidilfitri disunnahkan makan terlebih dahulu, jika terdapat beberapa butir kurma, jika tidak ada maka makanan apa saja.

b. Sebaliknya pada Aidiladha, disunahkan tidak makan terlebih dahulu sampai selesai solat Aidiladha. (Dalil: 5 dan 6 )

Mendengungkan takbir

a. Pada hari raya Aidilfitri, takbir didengungkan sejak keluar dari rumah menuju ke tempat solat dan sesampainya di tempat solat terus dilanjutkan takbir didengungkan sampai solat dimulai. (Dalil : 11 )

b. Pada hari raya Aidiladha, takbir boleh didengungkan sejak Shubuh hari Arafah (9 Dzul Hijjah ) hingga akhir hari tasyriq ( 13 Dzulhijjah ). (Dalil: 12)

Jalan yang dilalui Disunnahkan membedakan jalan yang dilalui waktu berangkat solat hari raya dengan jalan yang dilalui di waktu pulang dari solat 'ied ( yakni waktu berangkat melalui satu jalan, sedang waktu pulang melalui jalan yang lain ). (Dalil: 8 )

Bila terlambat mengetahui tibanya hari raya Apabila datangnya berita tibanya hari raya sudah tengah hari atau petang hari, maka hari itu diwajibkan berbuka sedang pelaksanaan solat hari raya dilakukan pada hari esoknya. (Dalil : 10 )

Yang menghadiri solat sunat Aidilfitri


Solat 'ied disunnahkan untuk dihadiri oleh orang dewasa, baik lelaki maupun wanita, baik wanita yang suci dari haid maupun wanita yang sedang haid dan juga kanak-kanak baik laki-laki maupun wanita. Wanita yang sedang haid tidak ikut solat, tetapi hadir untuk mendengarkan khutbah 'ied. (Dalil: 4 )

Tempat solat sunat aidilfitri

Solat 'ied lebih afdhal (utama) diadakan di mushalla iaitu suatu padang yang di sediakan untuk solat 'ied, kecuali ada uzur hujan maka solat diadakan di masjid. Mengadakan solat 'ied di masjid pada hal tidak ada hujan sementara lapangan (padang ) tersedia, maka ini kurang afdhal karena menyelisihi amalan Rasulullah (S.A.W.). yang selalu mengadakan solat 'ied di mushalla (padang tempat solat ), kecuali sekali dua kali beliau mengadakan di masjid karena hujan. (Dalil: 1 dan 8 )

Cara solat sunat aidilfitri

a. solat 'ied dua rakaat, tanpa azan dan iqamah dan tanpa solat sunnah sebelumnya dan sesudahnya. (Dalil: 1,2 dan 7 )

b. Pada rakaat pertama setelah takbiratul ihraam sebelum membaca Al-Fatihah, ditambah 7 kali takbir. Sedang pada raka'at yang kedua sebelum membaca Al-Fatihah dengan takbir lima kali. (Dalil: 13 )

c. Setelah membaca Fatihah pada rakaat pertama di sunnahkan membaca surah (sabihisma rabbikal a'la/surat ke 87 ) atau surat iqtarabatissa' ah / surat ke 54 ). Dan setelah membaca Al-Fatihah pada raka'at yang kedua disunnahkan membaca surat (Hal Ataka Haditsul Ghaasyiyah/surat ke 88 ) atau membaca surat (Qaaf walqur'anul majid/surat ke 50 ).(Dalil : 15)

d. Setelah selesai solat, imam berdiri menghadap makmum dan berkhutbah memberi nasihat-nasihat dan wasiat-wasiat, atau perintah-perintah penting.

e. Khutbah hari raya ini boleh diadakan khusus untuk laki-laki kemudian khusus untuk wanita.

f. Khutbah hari raya ini tidak diselingi duduk. (Dalil: 1 dan 2 )

Waktu solat

Solat 'ied diadakan setelah matahari naik, tetapi sebelum masuk waktu solat Dhuha. (Dalil: 9 )

Hari raya jatuh pada hari Jum'at. Bila hari raya jatuh pada hari Jum'at, maka solat Jum'at menjadi sunnah, boleh diadakan dan boleh tidak, tetapi untuk pemuka umat atau imam masjid jami' sebaiknya tetap mengadakan solat Jum'at. (dalil: 16 dan 17 )

Sumber : Berita Harian


Wednesday, August 25, 2010

Kisah Benar - Gadis Bertudung



Ini adalah artikel yang dipetik dari FP Sirloin Skipper yang saya rasa amat baik untuk renungan semua..semoga kita semua mendapat hidayah daripadanya.

Kisah Benar gadis Bertudung..

"Saya ingin bercerita mengenai kisah adik saya, Nur Annisa, seorang gadis yang baru menginjak dewasa tetapi agak kasar dan suka berkelakuan seperti lelaki. Ketika usianya mencecah 17 tahun perkembangan tingkah lakunya benar-benar membimbangkan ibu.

Dia sering membawa teman-teman lelakinya pulang ke rumah. Situasi ini menyebabkan ibu tidak senang tambahan pula ibu merupakan guru al-Quran. Bagi mengelakkan pergaulan yang terlalu bebas, ibu telah meminta adik memakai tudung. Permintaan ibu itu ditolaknya sehingga seringkali berlaku pertengkaran-pertengkaran kecil antara mereka.

Pernah pada suatu masa, adik berkata dengan suara yang agak keras, " cuba mama tengok, jiran-jiran kita pun ada yang anaknya pakai tudung, tapi perangainya sama je macam orang yang tak pakai tudung. Sampai kawan-kawan annisa kat sekolah, yang pakai tudung pun selalu keluar dating dengan boyfriend diorang, pegang-pegang tangan. Ani ni, walaupun tak pakai tudung, tak pernah buat macam tu!"

Pada satu hari ada jiran yang baru pindah berhampiran rumah kami. Sebuah keluarga yang mempunyai enam orang anak y ang masih kecil. Suaminya bernama Abu khoiri, (nama sebenarnya siapa, tak dapat dipastikan). Saya mengenalinya sewaktu di masjid. Setelah beberapa lama mereka tinggal berhampiran rumah kami, timbul desas-desus mengenai isteri Abu Khoiri yang tidak pernah keluar rumah, hingga ada yang menggelarnya si buta, bisu dan tuli.

Perkara ini telah sampai ke pengetahuan adik.

Dia bertanya kepada saya, "abang, betul ke orang yang baru pindah itu, isterinya buta, bisu dan tuli?" Lalu saya menjawab sambil lewa, "kalau nak tau sangat, pergi rumah mereka, tanya sendiri" Rupa-rupanya adik mengambil serius kata-kata saya dan benar-benar pergi ke rumah Abu Khoiri. Sekembalinya dari rumah mereka, saya melihat perubahan yang benar-benar mendadak berlaku pada wajah adik. Wajahnya yang tak pernah muram atau lesu menjadi pucat lesi......entah apa yang dah berlaku?

Namun, selang dua hari kemudian, dia minta ibu buatkan tudung. Tudung yang labuh. Adik pakai baju labuh...... lengan panjang pula tu...saya sendiri jadi bingung..bingung campur syukur kepada Allah SWT kerana saya melihat perubahan yang ajaib..ya, saya kata kan ajaib kerana dia berubah seratus peratus!

Tiada lagi anak-anak muda atau teman-teman wanitanya yang datang ke rumah hanya untuk bercakap perkara-perkara yang tidak tentu arah... saya lihat, dia banyak merenung, banyak baca majalah Islam (biasanya dia suka beli majalah hiburan), dan saya lihat ibadahnya pun melebihi saya sendiri..tak ketinggalan tahajudnya, baca Qur'annya, solat sunat nya..dan yang lebih menakjubkan lagi, bila kawan-kawan saya datang, dia menundukkan pandangan..Segala puji bagi Engkau wahai Allah, jerit hati saya..

Tidak lama kemudian, saya mendapat panggilan untuk bekerja di kalimantan, kerja di satu perusahaan minyak CALTEX. Dua bulan saya bekerja di sana, saya mendapat khabar bahawa adik sakit tenat hingga ibu memanggil saya pulang ke rumah (rumah saya di Madiun). Dalam perjalanan, saya tak henti-henti berdoa kepada Allah SWT agar adik diberi kesembuhan, hanya itu yang mampu saya usahakan.

Ketika saya sampai di rumah..didepan pintu sudah ramai orang..hati berdebar-debar, tak dapat ditahan.....saya berlari masuk ke dalam rumah..saya lihat ibu menangis .. saya segera menghampiri ibu lantas memeluknya........dalam esak tangisnya ibu memberitahu, "Dhi, adik boleh mengucapkan kalimat Syahadah diakhir hidupnya"..air mata ini tak dapat ditahan lagi...

Setelah selesai upacara pengkebumian dan lain-lainnya, saya masuk ke bilik adik. Saya lihat di atas mejanya terletak sebuah diari. Diari yang selalu adik tulis. Diari tempat adik menghabiskan waktunya sebelum tidur semasa hayatnya. Kemudian diari itu saya buka sehelai demi sehelai...hingga sampai pada satu halaman yang menguakmisteri dan pertanyaan yang selalu timbul di hati ini. Perubahan yang terjadi ketika adik baru pulang dari rumah Abu khoiri..disitu tertera soal jawab antara adik dan isteri jiran kami itu. Butirannya seperti ini: Soaljawab (saya lihat di lembaran itu terdapat banyak bekas airmata)

Annisa: aku hairan, wajah wanita ini cerah dan bersinar seperti bidadari "mak cik.. wajah mak cik sangat muda dan cantik"

Isteri jiranku: Alhamdulillah ..sesungguhnya kecantikan itu datang dari lubuk hati

Annisa: tapi mak cik kan dah ada anak enam ..tapi masih kelihatan cantik??

Isteri jiranku: Subhanallah..sesungguhnya keindahan itu milik Allah SWT. Dan bila Allah SWT berkehendak..siapakah yang boleh menolaknya?

Annisa: Mak Cik..selama ini ibu saya selalu menyuruh saya memakai tudung..tapi saya selalu menolak kerana saya rasa tak ada masalah kalau saya tak pakai tudung asalkan saya berkelakuan baik.Saya tengok, banyak wanita yang pakai tudung tapi kelakuannya melebihi kami yang tak pakai..sampaikan saya tak pernah rasa nak pakai tudung.. pendapat makcik bagaimana?

Isteri ji ranku: Annisa, sesungguhnya Allah SWT menjadikan seluruh tubuh wanita ini perhiasan dari hujung rambut hingga hujung kaki, segala sesuatu dari tubuh kita yang terlihat oleh bukan muhrim kita semuanya akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT nanti dan tudung adalah perlindungan untuk wanita ..

Annisa: tapi yang saya tengok, banyak wanita bertudung yang kelakuannya tak elok..

Isteri jiranku: Tudung hanyalah kain, tapi hakikat atau makna disebalik tudung itu sendiri yang harus kita fahami...

Annisa: apakah hakikat tudung ?

Isteri jiranku :Hakikat tudung adalah perlindungan zahir batin, lindungi mata kamu dari memandang lelaki yang bukan muhram kamu, lindungi lidah kamu dari mengumpat orang dan bercakap perkara yang sia-sia .. sentiasalah lazimi lidah dengan zikir kepada Allah SWT, lindungi telinga kamu dari mendengar perkara yang mengundang mudharat baik untuk dirimu mahupun masyarakat, lindungi hidungmu dari mencium segala yang berbau busuk, lindungi tangan-tangan kamu dari berbuat sesuatu yang tidak senonoh, lindungi kaki kamu dari melangkah menuju maksiat, lindungi fikiran kamu dari berfikir perkara yang mengundang syaitan untuk memperdayai nafsu kamu, lindungi hati kamu dari sesuatu selain Allah SWT, bila kamu sudah biasa, maka tudung yang kamu pakai akan menyinari hati kamu.. itulah hakikat tudung..

Annisa: mak cik, sekarang saya sudah jelas tentang erti tudung... mudah mudahan saya mampu pakai tudung. Tapi, macam mana saya nak buat semua tu?

Isteri jiranku: Duhai nisa, bila kamu memakai tudung, itulah kurniaan dan rahmat yang datang dari Allah SWT yang Maha Pemberi Rahmat , bila kamu mensyukuri rahmat itu, kamu akan diberi kekuatan untuk melaksanakan amalan-amalan 'tudung' hingga mencapai kesempurnaan yang diinginkan Allah SWT. Duhai nisa .ingatlah akan satu hari dimana seluruh manusia akan dibangkitkan..ketika ditiup sangkakala yang kedua, .pada saat roh-roh manusia seperti anai-anai yang bertebaran dan dikumpulkan dalam satu padang yang tiada batas, yang tanahnya dari logam yang panas, tiada rumput mahupun tumbuhan, ketika tujuh matahari didekatkan di atas kepala kita namun keadaan gelap gelita, ketika seluruh manusia ketakutan, ketika ibu tidak mempedulikan anaknya, anak tidak mempedulikan ibunya, sanak-saudara tidak kenal satu sama lain lagi, antara satu sama lain boleh menjadi musuh lantaran satu kebaikan lebih berharga dari segala sesuatu yang ada di alam ini, ketika manusia berbaris dengan barisan yang panjang dan masing masing hanya mempedulikan nasib dirinya, dan pada saat itu ada yang berpeluh kerana rasa takut yang luar biasa hingga tenggelam dirinya akibat peluh yang banyak, dan bermacam macam rupa-rupa bentuk manusia yang tergantung amalannya, ada yang melihat ketika hidupnya namun buta ketika dibangkitkan, ada yang berbentuk seperti haiwan, ada yang berbentuk seperti syaitan, semuanya menangis..menangis kerana hari itu Allah SWT murka...

Belum pernah Allah SWT murka sebelum dan sesudah hari itu.Hingga ribuan tahun manusia dibiarkan Allah SWT dipadang mahsyar yang panas membara hinggalah sampai ke Timbangan Mizan. Hari itulah dipanggil hari Hisab..Duhai Annisa, bila kita tidak berusaha untuk beramal pada hari ini, entah dengan apa nanti kita akan menjawab bila kita ditanya oleh Yang Maha Perkasa, Yang Maha Besar, Yang Maha Kuat, Yang Maha Agung. . . .Allah SWT. Sampai di sini sahaja kisah itu saya baca kerana di sini tulisannya terhenti dan saya lihat banyak titisan airmata yang jatuh dari pelupuk matanya..


Subhanallah ...

Saya selak halaman berikutnya dan saya lihat tertera tulisan kecil dibawah tulisan itu "buta, tuli dan bisu.." wanita yang tidak pernah melihat lelaki selain muhrimnya, wanita yang tidak pernah mahu mendengar perkara yang dapat mengundang murka Allah SWT, wanita tidak pernah berbicara ghibah dan segala sesuatu yang mengundang dosa dan sia sia.. "Tak tahan airmata ini pun jatuh". Semoga Allah SWT menerima adikku disisinya.. Amin..Subhanallah.

Tuesday, July 6, 2010

Benarkah Isra' Mikraj Berlaku Pada 27 Rejab?



Apabila tibanya bulan Rejab sudah menjadi kelaziman umat Islam di seluruh dunia memperingati peristiwa Isra dan Mikraj. Sambutan tersebut seolah-olah ianya berlaku benar-benar pada bulan rejab tanpa ada sebarang keraguan lagi. Tetapi hakikatnya yang sebenar, para ulama yang menulis berkaitan dengan sejarah tersebut menukilkan perbezaan pendapat mengenainya. Di sini saya cuba nukilkan pandangan-pandangan tersebut.

BILAKAH IA BERLAKU??

Terdapat beberapa pendapat ahli sejarah Islam:

1. Ia berlaku 18 bulan sebelum hijrah.
Ini berdasarkan riwayat Ibnu Saad di dalam 'Thobaqatnya' seperti yang dinukilkan oleh Dr Said Ramadhan Al-Buthi, dan juga disebutkan oleh Ibnu Abdil Baarr

2. Ia berlaku di awal-awal kebangkitan baginda menjadi Rasul.
Ini berdasarkan riwayat Ibnu Asakir, tetapi ini merupakan pendapat yang tidak sohih menurut Ibnu Kathir, dan Ibnu Hajar menghukumnya 'Syaz' (sangat dhaif)

3. Ia berlaku pada tahun ke sepuluh selepas kebangkitan.
Ini berdasarkan riwayat Ibnu Ishaq

4. Ia berlaku setahun sebelum hijrah
Ini berdasarkan riwayat Al-Baihaqi dari Az-Zuhri, Ibnu Lahiiah dari 'Urwah Az Zubair. Ia merupakan pendapat Imam Nawawi. Ibnu Hazm mendakwa telah adanya kesepakatan (ijma') tentang tarikh ini tetapi Ibnu Hajar menolak dakwaan tersebut.

5. Ia berlaku 16 bulan sebelum hijrah.
Ini berdasarkan riwayat Al-Hakim dari As Suddiy

6. Ia berlaku 8 bulan sebelum Hijrah.
Pendapat ini disebut oleh Ibnul Jauzi,

7. Ia berlaku 6 bulan sebelum hijrah.
Pendapat ini disebut oleh Ar Rabie bin Salim

8. Ia berlaku 11 bulan sebelum hijrah.
Ini pendapat Ibrahim Al-Harbiy

9. Ia berlaku 14 bulan sebelum hijrah.
Pendapat ini disebut oleh Ibnu Abdil Barr

10. Ia berlaku 15 bulan sebelum hijrah.
Pendapat ini disebut oleh Ibnu Faris.

11. Ia berlaku 17 bulan sebelum hijrah.
Ini berdasarkan riwayat At Thobari dan Al-Baihaqi dari as Suddiy
12. Ia berlaku 3 tahun sebelum hijrah.
Pendapat ini disebut oleh Ibnu Athir.

13. Ia berlaku 5 tahun sebelum hijrah.
Al-Qurthubi dan An Nawawi menukilkan pendapat ini dari Az Zuhriy, dan ditarjihkan oleh Qhadi 'Iyad, tetapi ditolak oleh Ibnu Hajar.

BULAN APAKAH IA BERLAKU??

Juga terdapat beberapa pandangan yang berbeza.

1. Ia berlaku pada bulan Rabiul Awwal.
Ini berdasarkan riwayat Ibnu Lahiiah dari Urwah Az Zubair. Menurut riwayat Ibnu Abi Syaibah dari Ibnu Abbas ia berlaku pada 12 Rabiul Awwal, tetapi Al-Hafiz Ibnu Kathir mendhaifkan riwayat ini. Di antara ulama yang memilih pendapat ini ialah Al-Hafiz Abdul Ghani Al-Maqdisi

2. Ia berlaku pada bulan Zulqaedah.
Ini merupakan pendapat As Suddiy

3. Ia berlaku pada bulan Rejab.
Ini merupakan pendapat Ibnu Hazm, dan juga Imam Nawawi di dalam kitabnya 'Ar-Raodhoh' ..Ada yang menyatakan 27 Rejab dan ada yang menyatakan ia berlaku pada malam Jumaat pertama di bulan Rejab. Ibnu Kathir juga mendhaifkan riwayat ini.

4. Ia berlaku pada bulan Ramadhan
Ini pendapat yang diputuskan oleh Al Waqidiy, dan riwayat Ibnu saad dari Ibnu Abi Saburah

5. Ia berlaku pada bulan Syawwal.
Ini berdasarkan riwayat At Thobari dan Al Baihaqi dari As Suddiy

6. Ia berlaku pada bulan Rabiul Akhir.
Ia merupakan pendapt Ibrahim Al-Harbiy dan ditarjihkan oleh Ibnu Munir.

KESIMPULAN.

1. Para ulama pengkaji sirah dan ahli hadis berselisih pendapat mengenai tarikh Isra' Mi'raj dengan perselisihan yang begitu banyak.
2. Tiada riwayat yang benar-benar sahih dan begitu jelas tentang tarikh peristiwa tersebut berlaku.
3. Apa yang penting ialah pengajaran dari peristiwa tersebut bukanlah tarikhnya. Jika tarikhnya penting nescaya pasti akan ada riwayat yang jelas dan sohih dari sahabat-sahabat baginda.
4. Memperingati Isra' dan Mikraj di bulan Rejab adalah berdasarkan pandangan Imam Nawawi dan Ibnu Hazm RahimahumaLlah.
5. Tidak mengetahui tarikh sebenar Isra' dan Mikraj merupakan kejahilan yang tidak memudharatkan aqidah dan amalan.
6. sambuta yg dilakukan di kebanyakan negara umat Islam adalah berdasarkan pandangan Imam Nawawi RA

RUJUKAN.
1.Al Bidayah Wan Nihayah, Ibnu Kathir
2. Fathul Bari, Ibnu Hajar Al-Asqallani.
3. Tafsir Al-Quran Al Adzhim, Ibnu Kathir.
4. Al- Isra' Wal Mikraj, Musa Muhammad Al-Aswad.
5. Qissothul Mikraj, Abuuna Al Marhum Tuanguru Hj Yaakub Pesagi
6. Fiqh Sirah, Syeikhuna Dr Said Ramadahn Al Buthi
7. Al Mustafad Min Qasasil Quran, Dr Abdul Karim zaidan.
8. Sirah Rasululah, Dr Muhammad Habash
9. Muhammad Rasulullah, Syeikh As Sodiq 'Urjun

Sumber : www.al-muqry.blogspot.com