Kedudukan
Ijtihad di Dalam Islam
Bagaimana kedudukan ijtihad di dalam Islam?
Banyak umat Islam yang belum menyedari bahawa peranan ijtihad juga penting di
dalam Islam. Kedudukan ijtihad dapat dikatakan sejajar dengan hukum Islam
lainnya, iaitu Al-quran dan sunnah.
Sangat penting adanya bagi umat muslim untuk
memahami kedudukan ijtihad sebagai tambahan pengetahuan tentang islam. Agar
tidak ada kesalahfahaman dalam mendalami ijtihad tersebut.
Menurut buku Islamology: Ijtihad, Maulana
Muhammad Ali, 2011, bukan hanya umatnya, para ulama pun harus melakukan ijtihad
dalam mencari penyelesaian permasalahan yang dihadapi umat Islam. Berbagai
perbezaan mazhab yang kita ketahui saat ini adalah hasil dari ijtihad. Kita
tahu tidak ada yang salah dari mazhab-mazhab tersebut karena itu semua
merupakan hasil terbaik dari para mujtahid untuk menemukan hukum terbaik.
Dengan adanya ijtihad, diharapkan Islam mampu
menjadi agama yang luas, dinamik, fleksibel sesuai dengan perubahan zaman.
Kedudukan
Ijtihad dalam Hukum Islam
Kata “Ijtihad”
berasal dari bahasa Arab, iaitu “Ijtihada Yajtahidu Ijtihadan” yang ertinya
mengerahkan segala kemampuan dalam menanggung beban. Dengan kata lain, Ijtihad
dilaksanakan saat ada pekerjaan yang sukar untuk dilakukan.
Fungsi ijtihad
sendiri di dalam Islam adalah:
Fungsi ijtihad
al-ruju’ (kembali):mengembalikan ajaran-ajaran Islam kepada al-Qur’an dan
sunnah dari segala interpretasi yang kurang relevan.
Fungsi ijtihad
al-ihya (kehidupan): menghidupkan kembali bagian-bagian dari nilai dan Islam
semangat agar mampu menjawab tantangan zaman.
Fungsi ijtihad
al-inabah (pembenahan): memenuhi ajaran-ajaran Islam yang telah di-ijtihadi
oleh ulama terdahulu dan dimungkinkan adanya kesalahan menurut konteks zaman
dan kondisi yang dihadapi.
Contoh ijtihad
1. Tentang
penentuan 1 Syawal.
Para ulama
berkumpul untuk berdiskusi mengeluarkan argumen masing-masing untuk menentukan
1 Syawal, juga penentuan awal Ramadhan. Masing-masing dari mereka memiliki
dasar hukum dan cara dalam penghitungannya, bila telah ketemu kesepakatan
ditentukanlah 1 Syawal itu.
2. Tentang bayi
tabung.
Pada zaman
Rasulullah SAW bayi tabung belum ada. Akhir akhir ini bayi tabung dijadikan
solusi oleh orang yang memiliki masalah dengan kesuburan jadi dengan cara ini
berharap dapat memenuhi pemecahan masalah agar dapat memperoleh keturunan.
Pada dasarnya
Ijtihad berguna untuk membantu manusia dalam menemukan solusi hukum atas suatu
masalah yang belum ada dalilnya di dalam Alquran dan hadis. Sedangkan tujuan
Ijtihad adalah untuk memenuhi kebutuhan umat Islam dalam beribadah kepada Allah
pada waktu dan tempat tertentu.